angin, tolong aku

andai bisa bersua, angin bisakah menyampaikan pesanku ini.
pesan yang aku tau cukup dikirim melalui ponsel tentu terkirim.
hanya saja,, mungkin lucu saja jika kamu yang menyampaikan.

angin,, berapa sih kecepatan yang kamu perlukan untuk sampai di sana,
jika aku berharap kamu disini sekarang, dan disana lima menit lagi.
ah tentu saja aku bodoh.
kamu tak memerlukan usaha, karena kamu tak berwujud.
yakin? entahlah, aku tak sedang ingin membaca puluhan jurnal sekedar tahu komposisimu.
angin, kamu tentu tau bagaimana kabar dia,
dia yang tak memberi tahuku bagaimana kabarnya.
lantas mengapa kamu tak bertindak bodoh saja dengan membocorkannya padaku.
angin, ayo katakan padaku sedang apa dia disana.
mungkin aku mulai kehilangan kewarasanku.
berbicara dengan angin yang tak kutau wujudnya.
angin, tolonglah aku.
tolong aku sampaikan salam rindu ini padanya.
bukan, bukannya aku tak sanggup menyampaikan sendiri.
hanya saja, aku terlalu khawatir dia tak lagi menganggap rindu ini.
mungkin jika kamu yang menyampaikan, dia akan merasakannya.
angin, kalau bisa bisikkan ditelinganya, agar hanya dia yang mendengar.
cukuplah kamu katakan salam rinduku,
tapi jika kamu berbaik hati menyampaikan dekap hangatku untuknya, boleh juga.
angin, barang kali aku terlihat bodoh olehmu.
aku harus bagaimana lagi angin, jarak itu terbentang nyata.
angin, jika kini dia memandang langit gelap itu.
kiranya kamu berbaik hati memberikan peluk hangatku yang kau wakilkan.
tidak sejahat itu kan dirimu hai angin.
membiarkan dia kau terpa rasa dingin. jika dia tak sehat, aku jua yang gelisah.

0 Ocehan:

Posting Komentar

 
Aku dan Duniaku Blog Design by Ipietoon