ketika aku hanyalah sekeping hati yang pernah begitu hancur dahulu.
tidak kah kamu mengenalku? tentang setegar apa diriku, selemah apa diriku?
tidak kamu tidak cukup mengenalku.
karena kamu adalah apa yang kamu pikirkan
aku kehilangan satu senjaku, senja yang menawarkanku tawa, senja yang membuatku trsenyum malu.
aku kehilangan satu mata, mata yang biasa memandangmu penuh senyum, mata yang biasa meletakkan dirimu pada satu titik.
aku kehilangan hadirmu dalam pekat malam.
aku merindu pada tawa mu yang absurd.
aku menangis kehilangan dirimu.
kemarin mungkin kita tertawa.
kemarin nya lagi kita saling berbagi minuman.
lalu kemarin dari kemarin nya lagi tangisku pecah dibalik bahumu.
rengkuh tanganmu tak selalu memeluk. terkadang hanya memberi usap.
tak selalu kamu pasang badan menghangatkanku kala dingin.
tapi sosokmu yang membuatku lupa akan semua beban.
terasa begitu nyata kurindukan.
aku rindu. meski acap kali kau abaikan ku.
meski sering kali tak kau anggap hadirku.
lagi jalan-jalan sendiri, keinget masa lalu.
santai bukan buat nangis,, buat ketawa aja. kalo di inget, lucu juga ya,,
punya pacar tapi kemana-mana sendiri. sekalian aja lah gak punya pacar.
si mantan romantis deh sama pacarnya sekarang. kemana-mana di anterin. sakit di anterin priksa kerumah sakit.